Senin, 23 Januari 2017

Mau belajar apa dulu nih..

Pagi itu di kelas XII B SMA Abal-abal akan di adakan pemilihan ketua kelas yang baru.

"anak-anak, untuk menjadi ketua kelas di kelas ini.. ada beberapa syarat yang harus dipenuhi setiap calonnya...
adapun sayarat-sayaratnya ialah
1. Warga kelas XII B
2. harus memiliki nilai rapot kelas sebelas diatas 80."

kira-kira begitu ucap wali kelas saat menyampaikan syarat untuk menjadi ketua kelas.
Singkat cerita, terpilih lah Joni menjadi ketua kelas. Ia memang dilihat sebagai siswa berkompeten di kelas tersebut dan dinilai memiliki kemampuan berbicara di depan umum yang sangat baik, sehingga banyak memikat perhatian kawan kelasnya.

2 minggu setelah terpilihnya Joni, SMA Abal-abal mengadakan suatu pemilihan Ketua OSIS.
Kepala Sekolah saat upacara bendera menyampaikan bahwa seluruh siswa berhak menjadi Ketua OSIS. Maka berbondong-bondonglah siswa yang mendaftarkan diri.
Setelah melalui fit & proper tes.. terpilih lah 3 pasangan.
Kelas XII B sendiri dibawah pimpinan Joni berhasil emngirimkan 2 pasang wakilnya, sementara itu satu pasang lagi diisi oleh Koalisi dari kelas XII A dan XII C.

Hari sosialisasi tentang pemilihan ketua OSIS pun tiba...
entah mengapa hari itu hanya kelas XII B saja yang tidak lengkap hadir di aula untuk sosialisasi calon  Ketua OSIS dan bahkan Joni sang ketua kelas teladan tersebut juga tidak datang.
Ternyata di luar aula Joni dan beberapa anak kelas XII B memang sengaja tidak masuk karena ketidak setujuan mereka akan 1 pasang calon yang bukan dari kelas mereka.

"Di kelas XII B, jelas syarat untuk menjadi ketua adalah warga kelas XII B sendiri.. nah liat aja ada pasangan yang gak dari kelas XII B masak di bolehkan nyalon..."
Kata Joni dengan tegas.

"loh Joni..my bro... kan kepala sekolah saat itu sudah bilang bahwa siapapun boleh menjadi calon ketua OSIS... ya berarti pasangan koalisi tersebut berhak juga dong... Lagian gak maslaah juga kan kalo program pasangan koalisi itu bagus untuk sekolah ktia" kata Feri, sahabat karib dari Joni, mencoba menenangkan suasana

"Weh Feri.. jangan asal ngomong deh, udah jelas di kelas XII B kemaren di bacain sama wali kelas kita kalau syarat jadi ketua itu harus dari kelas XII B.. udahlah Fer., yang masih dukung pasangan koalisi berarti bukan kelas XII B lagi .. !!"
kata Soni, cukup berbakat rupanya ia menjadi provokator... tinggal diarahkan ke arah yang positif.

"Yaudah... kalau kalian ngga dukung pasangan koalisi juga gapapa... itu hak kalian, tapi ayok masuk ikut duduk diskusi dan sosialisasi.. supaya kita sama-sama yakin dengan pilihan kita nantinya.. untuk hasil, entar lihat tanggal 15 Februari aja deh.."
kata Feri mencoba menengahi maslaah..

Setelah situasi reda, Joni dan teman-temannya setuju untuk masuk dan mengikuti sosialisasi.

Sosialisasipun selesai.. Joni mencoba mendekati Feri. Banyak anak-anak lain yang takut mereka terjadi perselisihan, namun Joni merangkul Feri dengan hangat. KElak rangkulan tersebut menjadi ikon kedewasaan demokrasi dari siswa SMA Abal;-abal

Sembari meninggalkan aula, Joni bertanya pada sohibnya...
"Fer, kita jadikan belajar bareng...?? mau belajar apa dulu nih, Pendidikan Pancasila apa Pendidikan Agama dulu ?"